Kisah Berkesan Anggota KGB Rafflesia, Setelah Melakukan Perjalanan Lintas Sumatera

Grab Curup Community dan KGB Rafflesia foto bersama di depan Balai Agung Lapangan Setia Negara Curup. Foto: IJ GCC
Grab Curup Community dan KGB Rafflesia foto bersama di depan Balai Agung Lapangan Setia Negara Curup. Foto: IJ GCC

“Saya sangat terharu sekali. Kekeluargaan seperti ini belum pernah saya temukan di komunitas-komunitas lainnya. Sungguh luar biasa! Saya benar-benar berterima kasih,”

TIDAK banyak istilah yang diungkapkan oleh Riyan, salah seorang anggota Komunitas Grab Bengkulu (KGB) Rafflesia setelah melakukan perjalanan panjang dari Kota Bengkulu – Padang, Sumatera Barat, sampai kembali lagi ke Provinsi Bengkulu. Riyan mengaku terharu dan tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Di komunitas ojek online ini dia merasakan persaudaraan yang sangat luar biasa, berbeda dengan komunitas-komunitas lainnya yang pernah dia ikuti. Bagaimana kisahnya, berikut laporannya.

*****

Kamis sore (22/6/2018) sebanyak 25 orang anggota KGB Rafflesia bergerak menuju ke Curup. Selain tujuannya bersilaturahmi dengan anggota Grab Curup Community (GCC), kedatangan mereka ke kota penghasil kopi terbaik ini untuk menyambut 5 orang anggota KGB Rafflesia yang sedang melakukan perjalanan dari Padang, Sumatera Barat menuju ke Kota Bengkulu. Ke 5 orang tersebut di antaranya, Ryan, Fadil, Eka, Wahyu dan Andika.

Dari Kota Bengkulu, rombongan KGB Rafflesia tiba di Kota Curup pukul 19.30 WIB. Mereka disambut oleh anggota GCC di jalan lintas sebelum perbatasan Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang, Kecamatan Curup Selatan. Selanjutnya mereka diarahkan bersama-sama menuju ke Lapangan Setia Negara Curup. Begitu juga anggota KGB Rafflesia dari arah Lebong sudah ditunggu oleh anggota GCC di Kecamatan Curup Utara, langsung diajak menuju ke Lapangan Setia Negara.

Di sisi lain, 5 orang anggota KGB Rafflesia yang baru saja melakukan perjalanan dari Padang, disambut di dua titik. Pertama di Jembatan Dua Kecamatan Binduriang dan titik kedua di Kelurahan Talang Ulu, Kecamatan Curup Timur. Mereka tiba di Curup sekira pukul 20.30 WIB dan disambut tidak kurang 50 orang mitra Grab yang tergabung dalam KGB Rafflesia dan GCC di Lapangan Setia Negara Curup.

Tampak wajah-wajah lelah, setelah melakukan perjalanan dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Tetapi, rasa lelah itu mampu terobati setelah melihat tingginya rasa persaudaraan antar  sesama mitra Grab, apalagi sebanyak 25 orang anggota KGB Rafflesia dengan sengaja datang ke Curup hanya untuk menyambut kedatangan mereka. Karena itu, meski lelah Ryan tetap semangat menceritakan kisah perjalanannya mulai dari Bengkulu menuju Kota Padang, tepatnya pada  lebaran kedua, Sabtu (16/6/2018) hingga  kembali ke Bengkulu Kamis (22/6/2018).

Tidak sedikit halangan rintangan yang harus dihadapi selama melakukan perjalanan. Mulai dari kondisi jalan yang kurang bagus, juga melintasi daerah-daerah rawan tindak kriminalitas.

“Sepanjang perjalanan kami selalu menggunakan jaket Grab. Kecuali pada saat melintasi daerah rawan kriminalitas, kami terpaksa membalikkan jaket supaya identitas kami tersamarkan. Kami juga harus ekstra hati-hati, kosentrasi tinggi agar terhindari dari bahaya kecelakaan. Apalagi pada saat melewati jalan lintas yang jalurnya cukup ramai dan banyak kendaraan bertonase besar,” cerita Ryan kepada Mitra Grab yang menyambutnya di Kota Curup.

Ryan mengungkapkan, saat berangkat menuju Kota Padang di lebaran kedua, mereka melewati jalur lintas barat Sumatera atau melewati Kabupaten Mukomuko, hingga ke Kota Padang. Meskipun jalur ini cenderung sepi, tetapi harus tetap ekstra hati-hati, karena jalannya berkelok-kelok berbeda dengan jalan lintas timur. Tetapi, selama di perjalanan kita akan disugukan pemandangan yang indah, melewati garis pantai yang masih alami. Tidak heran kalau banyak orang menjuluki jalan lintas barat ini sebagai “jalur surga”.

Pada saat pulang ke Provinsi Bengkulu, Ryan bersama teman-temannya memilih jalur lintas timur. Di jalan lintas timur ini, banyak ditemukan jalan lurus. Pengendara harus tetap jalan dengan kosentrasi yang tinggi, apalagi jalur ini cukup ramai, terutama kendaraan bertonase besar. Di jalur ini juga dia harus melintasi daerah-daerah yang terkenal rawan tindak kriminalitas. Alhamdulillah, Kamis malam (22/6/2017) mereka sampai ke Curup dengan selamat tanpa kekurangan apapun juga dan kembali melanjutkan perjalanan sekira pukul 21.30 WIB, tiba di Kota Bengkulu sekira pukul 23.30 WIB.

Padahal, mereka sebelumnya tidak pernah bertemu, tidak saling mengenal, tidak ada hubungan darah. Tetapi, di setiap daerah yang disinggahi mereka mendapatkan pelayanan yang sangat baik, seperti keluarga sendiri.

Banyak kisah yang berkesan berkesan selama mereka melakukan perjalanan hingga ribuan Kilometer tersebut. Namun, yang paling berkesan ketika mereka disambut oleh mitra-mitra Grab di setiap daerah yang ada Grab-nya. Di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Barat yang dilintasi, mereka disambut mulai dari perbatasan, kemudian diajak beristirahat, dijamu dan dikawal kembali hingga ke perbatasan menuju kabupaten/kota selanjutnya. Hingga sampai ke Kota Padang, mereka juga disambut oleh komunitas Grab yang ada di Kota Padang. Begitu pula sepanjang perjalanan kembali ke Bengkulu, di Provinsi Jambi, Lubuklinggau Sumatera Selatan dan kabupaten/kota yang ada Grab, mereka selanjut di sambut mulai dari perbatasan dan diantar sampai ke perbatasan lagi. Bahkan, ada beberapa daerah dimana jarak kota dengan perbatasan cukup jauh, tetapi mereka tetap saja dikawal hingga perbatasan yang jaraknya hingga 4 jam perjalanan.

Padahal, mereka sebelumnya tidak pernah bertemu, tidak saling mengenal, tidak ada hubungan darah. Tetapi, di setiap daerah yang disinggahi mereka mendapatkan pelayanan yang sangat baik, seperti keluarga sendiri. Hal inilah yang dirasakan Ryan, berbeda dengan komunitas-komunitas lainnya yang pernah dia ikuti. Kekeluargaan antar Komunitas Grab sangat tinggi.

“Saya sangat terharu sekali. Kekeluargaan seperti ini belum pernah saya temukan di komunitas-komunitas lainnya. Sungguh luar biasa! Saya benar-benar berterima kasih,” imbuh Ryan terharu.

Di samping itu, setiap bertemu dan bersilaturahmi dengan mitra-mitra Grab di luar daerah, dia selalu berbagi pengalaman komunitas-komunitas Grab di Bengkulu, salah satunya Grab Curup Community (GCC). Jika ada daerah yang belum terbentuk komunitas Grab, dia menyarankan agar segera membentuk komunitas. Manfaatnya sangat jelas, salah satunya seperti yang dia rasakan saat ini.

“Saya sangat merasakan sekali manfaat bergabung di komunitas Grab. Kita bisa dengan mudah berhubungan dengan komunitas-komunitas lainnya. Karena kita ada yang mewadahi. Sebab itulah saya selalu menyarankan, daerah-daerah yang belum ada komunitas Grab agar dapat membentuk komunitas. Dengan komunitas, komunikasi bisa terjalin dengan baik,” pungkasnya.

Di penghujung pertemuan Kamis malam di Lapangan Setia Negara, mitra KGB Rafflesia dan GCC menyempatkan diri foto bersama. Foto bersama ini langsung dilakukan oleh seorang fotografer multitalenta yang kebetulan juga dia merupakan anggota GCC, yakni IJ alias Iwan Jenggot. IJ merupakan fotografer multitalenta, karena dia juga seorang MC kondang, penyiar radio dan juga seorang desain grafis.

Sebelum foto bersama dilakukan, Ryan juga menyerahkan titipan, sebuah Pin dari komunitas ojek online Gojek Padang Panjang, Serembi Mekah (Toska) untuk GCC, yang diwakili oleh Dewan Penasehat Grab (DPG), Stefanus dan Ketua GCC, Whiskey Fernando.

“Ini ada titipan Pin untuk GCC dari Komunitas Toska Padang Panjang. Tetapi mohon maaf sebelumnya, tidak semua anggota GCC mendapatkannya, karena cuma ada dua. Mereka juga kehabisan stok. Tetapi nanti, akan dikirimkan kembali untuk anak-anak GCC sekaligus sebuah banner Komunias Toska,” tukas Ryan.

Terpisah, DPD GCC Stefanus mengucapkan terima kasih atas kunjungan anggota KGB Rafflesia ke Kota Curup. Apalagi ini kunjungan pertama dengan jumlah personel yang cukup besar.

“Selamat kepada KGB Rafflesia yang sudah melakukan perjalanan yang sangat luar biasa. Tadi kita juga sudah sama-sama mendengar, bagaimana solidnya persaudaraan antar sesama mitra. Mohon maaf pula, kami tidak bisa menjamu lebih dari ini. Beginilah kondisi GCC saat ini. Sebenarnya kami sudah menyiapkan rumah, jika KGB Rafflesia hendak menginap di Curup. Tetapi sepertinya, tetap ingin melanjutan perjalanan,” kata pria yang akrab disapa ST tersebut.

Di sisi lain, Ketua GCC Whiskey Fernando berharap agar KGB Rafflesia tidak bosan mengunjungi Kota Curup dan tidak sungkan-sungkan berkoordinasi dengan GCC. Sebab, GCC akan siap membantu, sepanjang kemampuan yang dimiliki.

“Terima kasih banyak, karena sudah mengunjungi kami di sini. Kami berharap, akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya,” kata Whiskey. (*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close