BOOM...!!!

Di negeri antah barantah, hidup seorang pemuda pengangguran yang frustasi, hingga nyaris mengalami depresi berat. Sudah puluhan surat lamaran yang dia dilayangkan, tapi tidak pernah sekalipun mendapat panggilan.

Hingga akhirnya, dia mendapat informasi kalau ada perusahaan asing yg baru berdiri di daerahnya membuka lowongan kerja besar-besaran. Di media massa, bos perusahaan tersebut mengatakan akan mengutamakan putra daerah, minimal berpendidikan setara menengah atas.

Setelah membaca, harapan pemuda ini kembali tumbuh. Pikirannya menerawang jauh penuh rasa optimis. 

"Tidak lama lagi saya akan mendapat kerja," gumamnya dalam hati.

Betul saja, 2 minggu setelah dia memasukkan lamaran, panggilan untuk mengikuti tes wawancara pun datang. Berbaju kemeja putih, celana dasar hitam, dengan semangat si pemuda memasuki ruangan ukuran 6x5 meter tempat tes berlangsung. Dia disambut pria berambut klimis, kemeja biru muda lengkap dengan dasi. 

"Sudah siap pak?” Tanya pria yg rupanya kepala personalia.

Sembari tersenyum, si pemuda menyatakan kesiapannya. Interview berlangsung sekitar 30 menit. Semua pertanyaan dijawabnya dengan lancar.

Sekitar satu minggu kemudian, nama-nama pelamar yang diterima diumumkan. Berkali-kali dia membaca, tidak juga menemukan namanya. Karena tidak percaya, dia berusaha menemui pimpinan perusahaan, tapi sia-sia.

Si pemuda pulang ke rumah dengan amarah yang membuncah. Kecewa, sakit hati, semua bercampur aduk. Apalagi, mereka yang diterima bekerja tidak sesuai dengan janji  bos perusahaan seperti yang dikatakannya di media massa 2 minggu lalu, merekrut tenaga kerja besar-besaran dan mengutamakan putra daerah. Kenyataannya perusahaan tersebut justru banyak mendatangkan tenaga kerja asing, alasannya putra daerah tidak banyak yang mampu menjalani pekerjaan tersebut, tetapi menuntut gaji yang cukup besar.

*****
Sudah dua hari ini si pemuda tidak pernah tampak di desanya. Biasanya, seharian dia habiskan waktu di warung kopi milik warga setempat. Maklum dia seorang pengangguran. Warga pun bertanya-tanya, kemana si pemuda? Tak biasanya dia tidak muncul di warung kopi ini.

Tiba-tiba, televisi nasional antah barantah, menyiarkan breaking news. Seorang reporter menyampaikan laporan, bahwa sebuah perusahaan asing yang baru saja beroperasi menjadi sasaran serangan bom yang sangat dahsyat. Sebagian gedung runtuh, rata dengan tanah. Puluhan orang tewas, termasuk bos perusahaan tersebut. 

Di layar kaca, aparat keamanan negeri antah barantah menjawab pertanyaan para wartawan yang meliput kejadian. “Jika melihat ciri-ciri ledakan dan hasil olah TKP sementara, kita menduga pelaku bom ini masih ada kaitannya dengan jaringan teroris kelompok radikal. Mereka cukup berpengalamaan dan ini pasti sudah direncanakan sejak lama. Sebenarnya, intelijen kita sudah mencium rencana kelompok radikal tersebut sejak 6 bulan lalu. Tapi ternyata kita kecolongan, yang menjadi sasaran justru perusahaan yang baru saja berdiri ini,” jelas aparat keamanan, yang kemudian dia segera berlalu memasuki mobil mewahnya.

Dari kejauhan, tampak si pemuda memandang ke arah puing-puing reruntuhan. Tatapannya sinis, senyumnya menyeringai. "Mampus kau!" ucapnya kemudian pergi. 

Sejak saat itu, si pemuda menghilang tidak pernah kembali lagi ke desanya. (*)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close