Melestarikan Sastra Rejang


Oleh: Andriadi Achmad

KOPIICURUP,ID - Suku Rejang merupakan salah satu suku asli terbesar yang ada di provinsi Bengkulu sekitar +- 25% dari jumlah Penduduk Provinsi Bengkulu. Secara umum, mayoritas masyarakat suku Rejang menetap di 5 (lima) kabupaten di provinsi Bengkulu yaitu kabupaten Lebong, kabupaten Rejang Lebong, kabupaten Bengkulu Utara, kabupaten Kepahiang, dan kabupaten Bengkulu Tengah. Adapun, suku Rejang di lima kabupaten tersebut dikenal dengan "Jang Pat Petulai."

Suku Rejang memiliki bahasa pemersatu yaitu bahasa Rejang, begitu juga tulisan Rejang dikenal dengan tulisan dan huruf "KAGANGA". Walaupun secara dialektika, antara suku Rejang satu kabupaten dengan kabupaten lainnya berbeda-beda. Akan tetapi, secara umum tidak merubah makna dan arti bahasa.

Selain itu, suku Rejang juga memiliki budaya, ada istiadat, tari (kejai), rumah adat, makanan tradisional (lemea dan tempoyak), seni dan lagu Rejang sampai saat ini masih bertahan dan kita jumpai di tengah-tengah masyakarat suku Rejang di provinsi Bengkulu. Oleh karena itu, perlu dilestarikan agar tidak hilang dikemudian hari.

Di beberapa wilayah lain seperti suku Minangkabau sudah ada upaya melestarikan adat dan budaya atau sastra Minangkabau di Universitas Andalas sebagai salah satu program studi di Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya. Begitu juga Sastra Jawa sudah di buka di Fakultas Sastra atau Ilmu Budaya di UI, UGM, UNNES, UNS, dan kampus lainnya. Program Studi Sastra Sunda telah dibuka di Universitas Padjajaran dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sastra Bugis di Universitas Hasanuddin, Sastra Bali di Universitas Udayana, Sastra Melayu dan Batak di USU, dan lain sebagainya.

Menurut hemat saya, untuk melestarikan sastra Rejang perlu digagas agar dimasukan ke sebagai salah satu program studi di Universitas Bengkulu, IAIN Bengkulu, IAIN Curup, Universitas Ratu Samban, atau Universitas Pat Petulai serta Universitas lainnya yang ada di provinsi Bengkulu. Agar sastra Rejang bisa dilestarikan di tengah - tengah masyarakat secara umum sebagai ilmu pengetahuan di kampus-kampus.

Melalui program studi sastra Rejang, nantinya sastra Rejang semakin terbudayakan dan dikenal serta dapat menjadi rujukan utama baik bagi ilmuwan dalam negeri maupun ilmuwan luar negeri untuk meneliti atau mempelajari masyarakat Suku Rejang.

Lebih jauh, kehadiran Sastra Rejang khususnya di kampus - kampus di provinsi Bengkulu akan menambah khazanah budaya nusantara. Tentunya bagi pemerintah provinsi Bengkulu bisa berkorelasi dalam menggenjot dan mensukseskan program sektor pariwisata melalui visit Bengkulu 2020.

Setelah keberhasilan pengenalan Sastra Rejang di tengah-tengah masyakarat di tingkat lokal, nasional bahkan internasional, maka selanjutnya bisa menjadi acuan bagi suku Serawai dan suku lainnya di provinsi Bengkulu untuk dilestarikan secara kelembagaan khususnya dikampus - kampus. 

Semoga kita semakin mencintai keragaman budaya suku Rejang, khususnya untuk masyarakat suku Rejang di manapun keberadaannya baik di tanah leluhur "Tanaek Pusako Jang" ataupun tengah berada di perantauan.

Jakarta, 6 Desember 2019

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close