Bengkulu Tempo Dulu: Kejayaan dan Hubungan dengan Kerajaan Besar

Bengkulu Tempo Dulu: Kejayaan dan Hubungan dengan Kerajaan Besar
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah melihat tambo yang ditulis terakhir tahun 1912

KOPICURUP.ID
- Bengkulu atau dahulunya disebut Bangkahulu ternyata merupakan kerajaan yang hebat, serta memiliki jaringan yang luas.

Hal tersebut disampaikan R. Firmansyah, pemegang tambo atau silsilah Kerajaan Sungai Lemau secara turun-temurun dihadapan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, pada saat audiensi belum lama ini.

Firmansyah tampak hati-hati membuka lembaran demi lembaran Tambo berusia tua yang ditulis menggunakan aksara Arab Melayu tersebut. Tambo tersebut terakhir ditulis oleh anak keturunan Raja Sungai Lemau, pada tahun 1912.

Pada Tambo tersebut, diawali oleh nama Ratu Agung, raja Sungai Serut, kerajaan pertama di Bengkulu, dilanjutkan oleh nama anak dan para keturunannya. 

Kerajaan Sungai Lemau didirikan oleh keturunan Raja Pagaruyung yakni Baginda Maharaja Sakti, yang kemudian beliau menikahi anak kandung dari Ratu Agung, yakni Putri Gading Cempaka.

Bermula dari Kerajaan Sungai Lemau ini, hubungan dengan kerajaan-kerajaan lainnya semakin luas. Pasca Baginda Maharaja Sakti meninggal dunia, tonggak kepemimpinan Kerajaam Sungai Lemau kemudian dilanjutkam oleh anak dan keturunannya.

Kondisi lembaran kertasnya sudah rapuh, jika tak hat-hati tentu saja rawan robek. Syukurnya, Firmansyah memiliki salinan yang ditulis tangan oleh bapaknya, terakhir ditulis hingga tahun 1974.

Gubenur Bengkulu, Rohidin Mersyah tampak antusias mendengar pemaparan keturunan Raja Sungai Lemau, Firmansyah. Dari Tambo tersebut, menjadi bukti bahwa Bengkulu pada masa Kerjaan Sungai Lemau, bukanlah kerjaan biasa, tetapi sebuah kerajaan dengan sistem pemerintahan yang sudah tertata rapi, serta memiliki hubungan yang luas dengan kerajaan-kerajaan besar lainnya.

Pusat simpulnya Kerajaan Sungai Lemau. Dari Kerjaan Sungai Lemau ini, terkait dengan kerajaan-kerajaan besar lainnya. Kaitan ini, bukan hanya sekedar hubungan kerja sama, tetapi berkaitan karena hubungan darah.

Dari tambo tersebut terungkap, jika Kerajaan Sungai Lemau ini memiliki hubungan dengan Kerjaan Bangkalan (Madura). Yakni, KRT. Wiryoadiningrat anak dari Raja Bangkalan, Penembahan Cakraningrat IV menikah dengan seorang gadis dari Bengkulu, Siti Juriah anak dari Daeng Makulle dan Datuk Nyai.

Hingga putra Panembahan Cakraningrat IV tersebut menetap di Bengkulu dan memiliki banyak keturunannya di Bengkulu hingga saat ini. Dari sinilah asal usul gelar Raden pada warga di Bengkulu.

Kerajaan Sungai Lemau juga memiliki hubungan dengan Kerajaan Wajo, Bugis Sulawesi Selatan. Di mana Daeng Mabella putra dari Daeng Makrupa dari Kerajaan Wajo, Bugis Sulawesi Selatan, menikah dengan orang Bengkulu Encik Saiya. Kemudian memiliki anak Daeng Makulle yang menikah dengan Datuk Nyai anak dari Tuanku Pangeran Mangkuraja, seorang Raja Sungai Lemau ke-13.

Daeng Makrupa, kakek dari Daeng Makulle itu pernah menikah dengan adik kandung Raja Inderapura, sehingga memiliki anak Daeng Mabela. Di sini Sungai Lemau terhubung dengan Inderapura dan Wajo.

Sedangkan raja pertama, Kerajaan Sungai Lemau yakni Baginda Maharaja Sakti adalah keturunan dari Raja Pagaruyung, yang kemudian menikah dengan anak dari Ratu Agung, Putri Gading Cempaka.

Belum lagi hubungan dengan Kerajaan Mataram dan Kesultanan Yogyakarta dari jalur Alibasyah Sentot Prawirodirjo yang menikah dengan Sri Menggenti, cucit dari KRT. Wiryo Adiningrat.

Sedangkan, menurut R.Tb Nur Fadhil, Pengurus Besar PATRAH Kesultanan Banten dan Rabitah Azmatkhan Al-Husaini, bahwa keturunan Ratu Agung atau Raja Sungai Lemau bernama Tuanku Pati Bangun Negara menikah dengan salah seorang anak perempuan Sultan Ageng Tirtyasa (SAT), seorang Sultan Banten ke-6, bernama Ratu Fathimah.

Itu artinya, Kerajaan Sungai Lemau juga terjalin hubungan kekerabatan dengan Kesultanan Banten.

Begitu besar dan luas jaringan para pemegang amanah Bengkulu pada masa itu. Sebab itu, Bengkulu tidak bisa dipandang remeh atau sebelah mata.

Bengkulu punya pengaruh besar terhadap sejarah perjalanan Bangsa Indonesia. Sayang, masih banyak yang belum tahu. Bahkan, masih banyak kisah Bengkulu yang belum terungkap.***

Penulis: Iman Kurniawan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close