Jelang Pilkada RL: Golkar - PKS atau Golkar - Nasdem?


Penulis: Iman Kurniawan

KOPICURUP,ID - Pelaksanaan pilkada Rejang Lebong (RL) masih beberapa bulan lagi, tapi dinamikanya semakin menarik untuk diikuti. Apalagi setelah terbitnya PKPU No. 01 Tahun 2020. Sehingga muncul prediksi bahwa yang tadinya telah mendaftar sebagai pasangan independen, kemungkinan besar bakal maju melalui jalur parpol. Namun, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, Golkar berkoalisi dengan PKS atau Golkar dengan Nasdem?

Kalau berbicara politik, tentu semua sangat berpeluang. Tapi begini. Kita sudah sama-sama tahu bahwa Bupati Rejang Lebong, Ahmad Hijazi yang merupakan ayah kandung dari salah seorang kandidat Hendra Wahyudiansyah merupakan kader senior Partai Golkar. Juga dikenal dekat dengan petinggi Partai Golkar di pusat.

Ketua DPD Partai Golkar Rejang Lebong, Andrian Wahyudi kakak kandung Hendra  Wahyudiansyah dan kini Yudi menjabat sebagai anggota DPRD provinsi.

Di bawah kepemimpinan mereka berdua (Hijazi dan Yudi), sukses mengantarkan Partai  Golkar Rejang Lebong menang telak pada pileg 2019 lalu, hingga memiliki 5 kursi di DPRD. Itu semua fakta yang tidak bisa dihindari.

Rasa-rasanya, tidak etis kalau ternyata Golkar mengusung kandidat lain, selain Hendra. Karena sama saja memaksakan Yudi dan Hijazi untuk membelot. Ini berbahaya bagi internal partai.

Sebab, tak mungkin Hijazi tidak memperjuangkan anak kandungnya sendiri memenangkan  pilkada. Begitu juga dengan Yudi, kakak kandung Hendra. Pasti turun membantu Hendra.

Fakta lain, Rohidin terpilih sebagai Ketua DPD Golkar Provinsi Bengkulu secara aklamasi. Padahal sebelumnya, Ahmad Hijazi dengan tegas menyatakan bakal maju sebagai calon Ketua DPD Golkar. Lantas, apakah di belakang itu semua di antara mereka sudah terjadi deal politik bahwa 5 kursi Partai Golkar di Kabupaten Rejang Lebong bisa menjadi milik Hendra?

Meskipun sebagai calon independen, namun pasangan Syamsul - Hendra sudah mengantongi dukungan resmi dari PKS. Sehingga, kemungkinan mendapat dukungan dari Partai Golkar semakin terbuka lebar. Apalagi kondisi sekarang petinggi Partai Golkar dan PKS di pusat sedang mesra-mesranya.

Sementara itu, Balonbup Susilawati yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Partai Nasdem juga berpasangan dengan kader Golkar, Ruswan YS atau akrab disapa Wek. 

Bahkan, informasi yang sudah terlanjur menggelinding bebas bahwa utusan Rohidin sudah beberapa kali menemui Susilawati dan suaminya mantan Bupati RL, Suherman. Salah satu tujuan dari pertemuan itu adalah pembahasan koalisi antara Partai Golkar dan Partai Nasdem pada Pilkada Rejang Lebong. Informasi akan adanya koalisi Partai Golkar dan Partai Nasdem ini sudah sangat santer beredar luas di tengah masyarakat.

Golkar - PKS, Komposisi Paslon Bisa Berubah? 


Dan yang paling mengejutkan, apabila Golkar dan PKS benar-benar berkoalisi, komposisi paslon saat ini Syamsul Effendi sebagai balonbup dan Hedra Wahyudiansyah sebagai balon wabup bisa saja berubah.

Sebab, agak sedikit janggal ketika PKS yang memiliki 2 kursi di DPRD Rejang Lebong itu hanya jadi partai pendukung, apalagi yang didukungnya adalah paslon independen. 


Kemungkinan besar, PKS tidak mau lagi berada di luar lapangan. PKS mau ikut bermain, dengan menyodorkan beberapa nama kader potensialnya. Seperti Herizal Apriansyah (Anggota DPRD Provinsi Bengkulu), Untung Basuki (Politisi Senior) dan kader PKS berusia muda Hidayatullah (Anggota DPRD Rejang Lebong).

Jika hal tersebut benar-benar terjadi, bisa saja nanti komposisinya menjadi Hendra Wahyudiansyah sebagai Balonbup dan Untung Basuki atau Herizal Apriansyah sebagai Balon Wabup.

Atau yang sangat mengejutkan adalah, PKS justru menyodorkan kader mudanya, Hidayatullah yang bakal di-backup habis-habisan oleh Mohammad Saleh, anggota DPR RI dari Partai Golkar. Karena semua tahu, bagaimana kedekatan Hidayatullah dengan Mohammad Saleh.

Tapi, bisa juga tetap dengan komposisi awal Syamsul Effendi - Hendra Wahyudiansyah.

Nah, apa yang saya tulis ini hanyalah prediksi dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi atau pun tidak terjadi. Sebab, dinamika politik itu setiap hari, setiap jam bahkan menit selalu berubah. Apalagi tahapan pendaftaran melalui jalur politik masih cukup lama. Bulan Juni nanti. Yang pasti, dinamika kontestasi pilkada Rejang Lebong semakin menarik untuk diikuti.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close